Payakumbuh || Salah seorang ibu menyusui bernama Neli (26) warga Kelurahan Sicincin, Payakumbuh Timur, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar) mengucapkan rasa syukurnya terkait dengan program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Menurutnya sejak diluncurkannya program MBG di Kota Payakumbuh, khususnya kawasan Payakumbuh Timur, dirinya merasa sangat terbantu. Neli menceritakan program pemerintah pusat tersebut berdampak positif bagi perekonomian keluarga, akunya mengatakan.
“Sejak adanya program MBG di sekolah, saya merasa terbantu, secara ekonomi. Kami bisa mengurangi uang jajan anak,” ungkapnya mengatakan, Senin (27/10/25) sore.
Menurut ibu rumah tangga tersebut, dengan kondisi kehidupan yang sederhana dan cendrung pas pasan, sebelum ini diakui dirinya merasa keteteran terkait biaya hidup. Jangankan membuatkan sarapan pagi untuk anak jelang berangkat sekolah, terkadang uang saku yang diberikan hanya mampu untuk membeli gorengan anak di sekolah, tuturnya.
Dengan adanya program MBG tersebut dirinya merasa sangat bersyukur dan tidak lagi mencemaskan kondisi pertumbuhan anaknya. Selain itu Neli merasa supres ternyata program MBG tidak hanya menyasar sekolah. Akan tetapi program MBG sejak sebulan belakangan juga menyasar para ibu hamil serta menyusui di Kelurahan Kelurahan, jelasnya mengatakan.
Sementara itu salah satu Mitra BGN, dapur SPPG yang berlokasi di Kelurahan Sicincin Payakumbuh Timur, Bambang Safari, saat dihubungi awak media, membenarkan jika program MBG dari pemerintah pusat tersebut sangat berdampak nyata bagi masyarakat umum.
Menurutnya MBG yang digagas pemerintah memiliki tujuan yang sangat mulia yakni meningkatkan gizi anak-anak dan menggerakkan roda perekonomian lokal. Di atas kertas, program ini adalah solusi jitu untuk mengatasi masalah stunting sekaligus memberdayakan usaha kecil, ungkapnya mengatakan.
“MBG selain bertujuan untuk melawan stunting bagi pertumbuhan anak usia belia, juga berdampak bagi perekonomian sekitar,” ujarnya.
Ia menerangkan dalam penyediaan menu makanan SPPG miliknya selalu mengikuti standar yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). Dituturkannya Standar menu Program Makan Bergizi tidak memiliki standar menu nasional yang kaku. Akan tetapi harus memiliki prinsip yang seimbang dengan cakupan Karbohidrat, Nabati, hewani, sayur sayuran serta buah buahan.
Menu tersebut juga harus memenuhi kebutuhan energi harian anak, bervariasi, dan idealnya dibuat sesuai dengan kearifan lokal serta standar keamanan pangan seperti HACCP ISO 22000:2018, paparnya.
Selain itu jelasnya lagi, fungsi dari SPPG lainnya sebagai pelaksana program MBG yang bertugas memasok makanan untuk penerima manfaat program. Dalam prakteknya disamping memiliki puluhan tenaga kerja, SPPG juga secara langsung bekerja sama dengan pedagang UMKM yang memasok sumber makanan.
Dikatakanya selain berdampak bagi pertumbuhan anak usia belia, juga sangat berdampak bagi pertumbuhan UMKM. Dirinya berharap program MBG merupakan salah satu strategi menciptakan lapangan pekerjaan dan memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia.
Menurut kepala SPPG yang berada dibawah naungan yayasan YKB Polres Payakumbuh tersebut, dapurnya memiliki 47 orang pekerja. Dijelaskan para pekerja tersebut direkrut dari orang orang lokal dan tempatan. Adapun dalam penyediaan stok dan barang diambil dari para pelaku UMKM lokal paparnya.
Terakhir Bambang Safari berharap program MBG besutan Prabowo Subianto tersebut terus berkelanjutan serta berkesinambungan, tutupnya mengakhiri pembicaraan. (rdk/rb)









