Payakumbuh, — Beredarnya Video Dugaan LGBT dua orang remaja pria di Kota Payakumbuh, tidak hanya memantik reaksi dari berbagai masyarakat dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Payakumbuh, namun juga wakil rakyat di DPRD Kota Payakumbuh. Peristiwa memalukan yang terjadi tidak hanya mencoreng nama Payakumbuh dan Sumatera Barat secara umum, tapi juga tamparan keras bagi berbagai unsur pemangku kepentingan, Niniak mamak, alim. ulama, cadiak pandai, orang tua serta Pemerintah Daerah serta guru.
Kemajuan zaman serta perkembangan Payakumbuh yang kian pesat juga tidak lepas dalam mempengaruhi gaya hidup serta pergaulan generasi muda saat ini. Mereka yang tidak dibekali iman, Islam serta pemahaman adat akan mudah tergelincir dalam pergaulan bebas dan menyimpang.
Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Pengawal Peraturan Daerah yakni Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) diminta lebih “Garang” kepada pelaku Pelanggar Perda Penyakit Masyarakat, termasuk mengawasi tempat-tempat yang rawan dijadikan tempat maksiat.
” Iya, tentu kita sangat-sangat prihatin dengan beredarnya video dugaan atau berita LGBT atau penyimpangan seks yang terjadi antara dua orang remaja pria. Peristiwa ini sangat mencemaskan dan memalukan,” ujar Wirianto, anggota DPRD KOta Payakumbuh, Senin 7 Juli 2025.
Politisi Partai Golkar itu juga menambahkan, Degradasi moral yang terjadi harus menjadi tanggung jawab semua pihak. Pemerintah Kota Payakumbuh melalui Satpol-PP diharapkan lebih “garang” dalam menegakkan Perda PEKAT.
” Kita lihat pada jam-jam rawan atau tengah malam ditempat gelap, di Batang Agam dan banyak tempat lainnya, pasangan yang bukan Suami-istri duduk-duduk hingga larut malam, ada yang berpegangan tangan, berpelukan dan lainnya. Kita juga sering dapat laporan dari masyarakat terkait kondisi ini. Kita berharap Pemerintah Daerah lebih ” Garang” dalam menegakkan Perda PEKAT,” tambahnya.
Jika kondisi (Degradasi) moral seperti ini terus dibiarkan, Ketua KONI Kabupaten Limapuluh Kota itu khawatir bencana demo bencana akan segera diturunkan Allah di Kota Payakumbuh.
” Tidak mustahil bagi Allah menurunkan bencana sebagai peringatan jika kondisi atau Degradasi moral kian memprihatinkan di Payakumbuh. Saat ini kita tidak heran lagi melihat banyaknya anak dibawah umur merokok ditempat umum, bahkan ada yang perempuan.” Tambahnya.
Untuk antisipasi, menurut Wirianto, Satpol-PP bisa menempatkan anggotanya untuk Piket/Patroli di Kawasan yang rawan seperti di Batang Agam.
” Antisipasi maksiat bisa dilakukan dengan menempatkan beberapa anggota Satpol-PP berjaga atau piket di Kawasan Batang Agam tiap hari.” Tutupnya. (rb/*)