Payakumbuh || Dalam kegiatan berbagi praktik baik di SMP Negeri 3 Payakumbuh pada Sabtu, 1 November 2025, Dina Delfina, S.Pd., seorang guru di sekolah tersebut, memaparkan sebuah inovasi yang berawal dari tantangan krusial di kelasnya.
Ia berkeinginan menerapkan Pembelajaran Mendalam (Deeper Learning) untuk menciptakan proses belajar yang esensialโberkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Namun, realitas di lapangan menunjukkan kondisi sebaliknya.
Proses pembelajaran cenderung didominasi oleh guru (teacher-centered), membuat peserta didik menjadi pasif. Aktivitas mereka terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan meniru penyelesaian soal. Matematika pun dianggap sebagai pelajaran abstrak, membosankan, dan jauh dari kehidupan nyata, sehingga dicap sulit. Ditambah lagi, pemanfaatan teknologi digital edukatif masih sangat minim. Kondisi ini menjadi penghalang dalam implementasi tuntutan pendekatan pembelajaran mendalam.
Untuk mengatasi masalah ini, Dina merancang sebuah inovasi pedagogis yang bertujuan mengubah peserta didik pasif menjadi individu yang aktif, kolaboratif, dan mampu memahami konsep Matematika secara mendalam. Inovasi ini ia juluki sebagai “Pesta Kolaborasi Digital”.
Praktik ini diimplementasikan menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dengan tema yang kontekstual dan relevan bagi siswa, yaitu “๐๐๐ญ๐ฎ๐๐ฅ๐๐ง๐ ๐๐ง ๐๐ข๐ฌ๐ง๐ข๐ฌ ๐๐ข๐ง๐ข๐ฆ๐๐ซ๐ค๐๐ญ ๐๐๐๐๐ซ๐ก๐๐ง๐”. Dalam pelaksanaannya, berbagai platform digital diintegrasikan, seperti ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐ช๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐ญ๐๐๐, ๐ธ๐๐๐๐๐๐, ๐ท๐๐ ๐๐๐, ๐ ๐๐ ๐พ๐๐๐๐ ๐๐ ๐ต๐๐๐๐. Puncak kolaborasinya terjadi saat siswa memanfaatkan ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐ซ๐๐๐ dan ๐ช๐๐๐๐ secara kolaboratif. Ketua kelompok membagikan akses edit ke akun belajar.id anggota lainnya, memungkinkan mereka bekerja bersama secara efisien.
Hasilnya, terjadi transformasi signifikan di dalam kelas. Peran guru bergeser secara fundamental, dari penyampai materi menjadi fasilitator dan pembimbing. Hal ini memungkinkan pembelajaran berpusat pada siswa (๐๐๐๐ ๐๐๐-๐๐๐๐๐๐๐๐ ), di mana mereka menemukan konsep mereka sendiri.
Dampaknya bagi peserta didik sangat positif. Mereka menunjukkan peningkatan keterlibatan dan antusiasme yang tinggi, sebagaimana terkonfirmasi dari data refleksi di Padlet. Praktik ini juga terbukti berhasil memperkuat dimensi Profil Lulusan, khususnya pada aspek Kolaborasi (Gotong Royong), Penalaran Kritis, dan Kemandirian. Pemanfaatan co-editing di ๐ฎ๐๐๐๐๐ ๐ซ๐๐๐ dan ๐ช๐๐๐๐ tidak hanya meningkatkan efisiensi waktu pengerjaan proyek, tetapi juga mengasah keterampilan digital siswa.
Secara keseluruhan, siswa mendapatkan pengalaman belajar yang kuat dan otentikโmencakup proses memahami, mengaplikasikan, dan merefleksikan. Inovasi “Pesta Kolaborasi Digital” ini berhasil mewujudkan prinsip-prinsip Pembelajaran Mendalam: Berkesadaran, Bermakna, dan Menggembirakan.
Pembelajaran penting yang dapat dipetik dari praktik baik ini adalah bahwa persiapan guru merupakan pondasi utama keberhasilan. Persiapan ini mencakup dua hal krusial: penguasaan guru terhadap esensi pendekatan pembelajaran mendalam dan penguasaan terhadap berbagai aplikasi digital yang akan digunakan dalam pembelajaran.









